Atletik itu ibu dari semua olahraga. Begitu kata semua orang. Semua cabang olahraga (cabor) pasti punya dasar atletik: lari, lompat, dan lempar. 

Ketika bermain voli, secara tak sadar kalian pasti melakukan gerakan atletik. Sewaktu belajar basket, kalian juga pasti belajar gerakan atletik. Sepakbola dan futsal juga termasuk. 

Itulah yang membuat Rami Faisal, guru PJOK di SMAN 1 Surade, Sukabumi, percaya kalau semua olahragawan pasti bisa menjadi ahli di atletik. 

Dari kepercayan itu Rami mendorong siswanya, Yogi, mengikuti kejuaraan atletik. Padahal Yogi sebenarnya anak sepakbola. Dapat beasiswa di SMAN 1 Surade pun karena prestasi sepakbola. Di sepakbola, Yogi berkali-kali juara mewakili sekolah. 

Baca Juga: Yogi Jadi Raja Sprint dan Lolos ke Australia

Tetapi Rami melihat Yogi berbeda. Kecepatannya di atas rata-rata. Ketahanan fisiknya juga luar biasa.  Ia akhirnya menawari Yogi untuk ikut SAC Indonesia. Kompetisi atletik pelajar terbesar di Tanah Air. Yang merupakan hasil kerjasama PB PASI dan DBL Indonesia. 

Yogi sempat menolak tawaran Rami. Tidak tahu pasti penyebabnya. Kata Rami, Yogi kemungkinan ragu bisa juara. Tapi Rami tidak peduli. "Saya bilang ke dia, coba saja dulu," tutur Rami.

Hasilnya, Yogi juara di SAC Indonesia West Java Qualifiers 2022 (kualifikasi Jawa Barat) untuk sprint 100 meter putra. Karena SAC Indonesia itu kompetisi bertingkat, Yogi berangkat mewakili sekolah dan daerahnya ke level nasional. Ia juara lagi di babak National Championship. Bahkan dapat reward untuk training camp ke Australia. 

Saat di Australia, Yogi juga sempat ikut kejuaraan atletik junior. Namanya Athletics West Track and Field State Championship. Kejuaraannya digelar di WA Athletics Stadium, Perth. Salah satu Stadion atletik terbaik di Australia. 

Baca Juga: Meski Bukan Anak Atletik, Yogi Bisa Juara di National Championship!

Yogi bersaing dengan pelari lokal di sana. Semua atlet atletik junior dari Negeri Kanguru ikut serta. Dan Yogi kembali meraih podium ketiga. Untuk nomor 100 meter putra. 

Yogi ke Australia tak sendirian. Ada 16 juara SAC Indonesia National Championship lain yang juga mendapatkan reward training camp di sana. Termasuk tim estafet dari MAN 2 Gresik.

MAN 2 Gresik merupakan tim estafet paling mentereng di SAC Indonesia. Mereka memulai perjalanan di dunia atletik melalui SAC Indonesia East Java Qualifiers 2022 (kualifikasi Jawa Timur). Dan meraih gelar runner up. 

Skuad MAN 2 Gresik kemudian berangkat mewakili sekolah dan daerah untuk bersaing di National Championship. Mereka juara lagi. Kali ini berhasil merebut podium pertama. Bahkan pecah rekor dengan catatan waktu yang mengesankan.

Baca Juga: Serba-serbi MAN 2 Gresik Goes to Aussie: Diundang Bupati, Takut Naik Pesawat

Tapi tahu nggak kamu kalau skuad MAN 2 Gresik tidak berasal dari pelajar yang awalnya mendalami olahraga atletik? 

Dimas Tri Agung Pamungkas menggeluti badminton. Sementara M. Rizki Edi Saputra adalah anak sepakbola. Begitu pun M. Naufal Alif Rizky. Hanya Wisnu Lukman Hakim, di antara skuad MAN 2 Gresik, yang memang asli berasal dari cabor atletik. 

Di sektor estafet, bukan hanya MAN 2 Gresik saja yang mentereng karena diperkuat oleh pelajar non atlet atletik. Ada juga SMAN 9 Surabaya. Yang menjadi juara kategori putri di SAC Indonesia East Java Qualifiers 2022. 

Baca Juga: Tim Songo di National Championship: Nangis di Depan Kamera Sampai Ketemu Jokowi

Lagi-lagi, skuad Songo terdiri dari student-athlete beragam cabor. Tim Songo, Irene Quincy dan Salsabila Dita Aprilia menekuni badminton. Sementara Alivia Nanda Rahmania mendalami voli. 

Ngomong-ngomong soal voli, juara National Championship SAC Indonesia di tolak peluru juga sempat mendalami olahraga tersebut. Ia adalah Syalsabila Aprilianti. Yang saat ini masih memegang rekor SAC dengan lemparan 10,54 meter. 

Saat di voli, Salsa -panggilannya- bahkan mondar-mandir di kompetisi tingkat daerah. Mulai dari POPDA hingga kejuaraan antara sekolah. Namun ternyata Salsa punya bakat lain. Ia unggul di olahraga tolak peluru. Dan mencatatkan sejarah di olahraga tersebut.

Salsa merupakan juara di SAC Indonesia Central Java Qualifiers 2022 (kualifikasi Jawa Tengah) untuk tolak peluru putri. Ia masih tak terkalahkan ketika bersaing di National Championship. Salsa berhasil menyabet medali emas dan pecah rekor. 

Baca Juga: Salsyabila Aprilianti Sempat Kurang Tertarik dengan Tolak Peluru

So, belum terlambat kalau kamu mau mencoba untuk membuktikan apakah kamu punya bakat di atletik. 

Tahun ini, DBL Indonesia dan PB PASI melalui SAC Indonesia kembali menggelar kejuaraan atletik pelajar. Yang akan diselenggarakan di enam qualifiers: Sumatera, West Java, Bali Nusra, Jakarta Banten, Central Java dan East Java. 

Di kejuaraan atletik tersebut, atlet profesional dilarang untuk ikut. Sehingga kamu punya kesempatan besar untuk mencoba. 

Pendaftaran SAC Indonesia 2023 dapat dilakukan di www.sacindonesia.com. Caranya mudah, pastikan kamu telah menyiapkan serangkaian berkas administrasi. Di antaranya, surat pernyataan kepala sekolah, surat keterangan non atlet profesional, halaman depan rapor, kartu pelajar dan foto akta kelahiran atau kartu keluarga (KK).

Siapa tahu, kamu yang selanjutnya menjadi bagian cerita student athlete berprestasi di banyak cabor! (*)

  RELATED ARTICLES