Perlombaan lari di SAC Indonesia

Lari maraton merupakan salah satu perlombaan lari jalanan yang menempuh jarak 42 Km. Perlombaan lari maraton menjadi disiplin paling populer dalam cabang olahraga atletik. Perlombaan ini dapat diikuti oleh semua kalangan. Berbeda dengan nomor lintasan, yang biasanya hanya diikuti oleh atlet profesional. 

Meskipun bisa mengikuti perlombaan lari maraton, ada 7 kesalahan yang wajib dihindari untuk berkompetisi dalam olahraga ini. Berikut SAC Indonesia rangkum 7 kesalahan yang wajib dihandiri dalam lari maraton: 

1. Kesalahan dalam Berpakaian 

Kesalahan umum pelari pemula dalam mengikuti lari maraton adalah dalam hal memilih kostum. Bagi kebanyakan pelari, ada suhu ideal khusus untuk melakukan olahraga tersebut. Suhu yang panas akan memperlambat atlet. Begitu pun juga sebaliknya. Sehingga berpakaian yang tepat untuk menyesuaikan suhu dalam membantu atlet. 

Ketika seorang pelari cenderung kepanasan, alam bawah sadarnya akan mengurangi kinerja serat otot jauh. Artinya seorang pelari akan cepat merasa lelah dibandingkan kepanasan. Saat lari maraton, usahakan tubuh mendapatkan rasa sejuk. Tetapi tidak terlalu kedinginan juga.

Baca Juga: Kenapa Jarak Lari Maraton 42 Kilometer? Begini Sejarah dan Penjelasannya

2. Jangan Mencoba Hal Baru Saat Berkompetisi

Sebagain besar pelari mempercayai aturan bernama The Golden Rules. Salah satunya berbunyi, "jangan pernah melakukan sesuatu dalam perlombaan yang belum pernah dilakukan sebelumnya." Seperti memakai sepatu baru, yang bisa membuat kaki lecet. Atau mencoba energy gel baru. 

3. Berlari Terlalu Cepat

Berlari terlalu cepat di awal perlombaan maraton memang terasa menyenangkan. Hal ini tidak hanya disebabkan oleh keseruan balapan, tetapi atlet bisa dipengaruhi oleh ilusi optik karena ada pelari di sekitar yang melaju lebih cepat. Sehingga pelari dapat mendorong dirinya untuk berlari lebih cepat juga. 

Berlari terlalu cepat di awal dapat berpengaruh dalam keseluruhan perlombaan. Intensitas awal yang tinggi ini menciptakan hutang oksigen yang meningkatkan penggunaan Glikogen dan dapat mengganggu proses metabolisme saat perlombaan berlangsung. 

Baca Juga: Lari Maraton: Pengertian, Sejarah, Teknik dan Manfaat

4. Tidak Menggunakan Pace

Banyak kompetisi maraton menyediakan alat pendeteksi paceyang membantu atlet tetap mematuhi kecepatan. Atlet yang menggunakan alat pendeteksi ini biasanya adalah pelari berpengalaman. Tujuannya agar tetap menjaga keseimbangan.

5. Berlatih Secara Bertahap

Kompetisi lari maraton memang membutuhkan endurance. Ketahanan lari jarak jauh ini berhubungan dengan jarak yang ditempuh oleh lari maraton, sejauh 42 Km. Oleh karena itu, sebelum melakukan kompetisi lari maraton, seorang atlet membutuhkan latihan secara bertahap. Selain itu, atlet juga wajib mempersiapkan mental dan mempelajari teknik untuk berlatih.

6. Terlalu Banyak Minum 

Hidrasi tidak sesuai porsi dapat menyebabkan kondisi yang disebut Hiponatremia. Hidrasi berlebih cenderung menjadi masalah besar untuk pelari maraton. Hidrasi yang berlebihan akan menyebabkan penambahan berat badan dan mengganggu kinerja otot.

7. Berkompetisi Saat Cedera

Berkompetisi dengan kaki terluka atau cedera dapat membahayakan atlet. Hal tersebut membuat cedera pelari lebih parah daripada sebelumnya. Pelari wajib mempertimbangkan risiko dengan cermat dan konsekuensi jika berkompetisi dengan cedera. (*)

  RELATED ARTICLES