Founder sekaligus CEO DBL Indonesia Azrul Ananda menyebut atletik di Indonesia bisa menjadi cabang olahraga terbesar di Indonesia. Paling tidak terbesar kedua, di bawah sepak bola.

Optimisme Azrul itu setelah melihat perjalanan Energen Champion SAC Indonesia selama dua musim ini. Ia heran melihat antusiasme para pelajar yang makin bertambah besar di Energen Champion SAC Indonesia.

"Musim lalu kita gelar Energen Champion SAC Indonesia di 10 qualifiers, tahun ini kami gelar di 6 qualifiers. Tapi dari sisi peserta dan penonton, tahun ini jauh lebih banyak dari tahun lalu," kata Azrul pada media.

Rata-rata tiap qualifiers tahun ini mengalami kenaikan 4.936 peserta (42 persen). Sekolah yang terlibat juga naik rata-rata 387 (108 persen). Dan jumlah penonton rata-rata naik 9.702 orang atau 63 persen dibanding 2022.   

Energen Champion SAC Indonesia merupakan hasil kerjasama PB PASI dan DBL Indonesia. Pada penyelenggaraan musim lalu, Energen Champion SAC Indonesia digelar di 9 qualifiers dan berhasil menggaet 31.215 peserta dari 2.135 sekolah.

Tahun ini meningkat pesat.  Energen Champion SAC Indonesia 2023 diikuti 31.362 peserta dari 2.465 sekolah. Hanya dari 6 qualifiers.

Atas dasari itulah, Azrul yakin atletik berpotensi menjadi olahraga terbesar kedua di Indonesia. "Atletik itu ibu dari semua cabor, jadi potensinya sangat besar," ungkapnya.

Sekarang, lanjut Azrul, untuk membesarkan atletik pekerjaan rumahnya tak hanya pada pemerintah dan federasi. Namun juga pada sekolah-sekolah yang harusnya mulai terlibat mengedepankan fundamental olahraga atletik.

"Ya kembali lagi, segala aspek kehidupan kita itu dasarnya ada di cabor atletik. Jalan, postur, lari, lompat, lempar, dan gerakan dasar lainnya. Kebetulan selama ini di Indonesia belum ada kompetisi untuk pelajarnya. Nah kalau sekarang kan sudah ada," jelasnya. 

Kata Azrul, seharusnya atletik bisa lebih masif. Sebab semua orang bisa melakukannya.

"Semoga lewat SAC ini kita bisa bersama-sama memasifkan atletik, yang ujungnya bisa membantu Indonesia meraih prestasi di level tertinggi. Karena medali terbanyak di turnamen multievent itu kan ada di cabor atletik," jelasnya.  

Sebagai kompetisi pelajar terbesar, SAC Indonesia menurut Azrul ibarat semua piramida terbalik di dunia atletik.

BACA JUGA: Kemenpora: Semangat SAC Indonesia Sejalan dengan Tujuan DBON 2021-2045

DBL Indonesia sendiri bersama PASI terus merancang prioritas yang dicari ke depan. Juga memikirkan evolusinya tiap tahun.

"Siapa yang menjadi terbaik di sini pasti kan diambil PASI. Pengalaman musim lalu sudah seperti itu itu. Misalnya ketika ada kompetisi di Bangkok kemarin, yang dibawa atletnya ya dari sini juga. Padahal kebanyakan peserta di sini ini tidak pernah dalam pantauan PASI karena memang persyaratannya seperti itu," ungkap Azrul.

Sebagai bentuk apresiasi dan memberikan pengalaman baru, para juara Energen Champion SAC Indonesia 2023 kembali akan diikutkan international training

"Juaranya kami bawa ke luar negeri lagi. Tahun lalu ke Australia, ikut kejuaraan di sana. Tahun ini sama, tapi ke mana masih rahasia, nanti Pertamina yang akan mengumumkannya," kelakar Azrul.(*)

  RELATED ARTICLES