Stadion Sriwedari Surakarta, Jawa Tengah sebagai Monumen PON I Indonesia

Nama Stadion Sriwedari begitu terkenal di Indonesia. Ada yang menyebut bahwa bangunan tersebut menjadi tempat berolahraga paling tua di Tanah Air. Ada juga yang menyebut bahwa Stadion Sriwedari menjadi stadion pertama yang dibangun di Indonesia. Bahkan ada juga yang mengatakan kalau Stadion Sriwedari menjadi pusat napak tilas olahraga nasional. 

Stadion Sriwedari adalah stadion olahraga yang terletak di Kota Surakarta (Solo), Jawa Tengah. Tempat ini sering menjadi tujuan penyelenggaraan kompetisi olahraga besar tingkat nasional. Berbagai cabang olahraga punya sejarah di stadion ini. Mulai dari sepak bola hingga atletik. 

Inisiatif pembangunan Stadion Sriwedari muncul pada 1932. Saat itu, Sri Susuhunan Pakubuwana X dari Keraton Surakarta ingin membuat area untuk kegiatan olahraga, yang bisa dipakai untuk kerabat keraton dan orang asli Indonesia. Pasalnya, saat itu stadion-stadion olahraga banyak yang dikuasai dan dikelola oleh Pemerintah Hindia-Belanda. 

Ide pembangunan Stadion Sriwedari muncul setelah Sri Susuhunan Pakubuwana X melihat ada aktivitas masif masyarakat untuk menyaksikan dan bermain sepak bola. Ia kemudian mempercayakan pembangunan stadion kepada Mr. Zeylman dan pelaksana pembangunannya adalah R. Ng. Tjondrodiprojo. 

Pembangunan Stadion Sriwedari berlangsung selama delapan bulan dengan lebih dari 100 pekerja terlibat. Untuk biayanya, Stadion Sriwedari menghabiskan dana sekitar 30000 gulden. Tempat tersebut selesai pada 1933 dan langsung diresimkan oleh Sri Susuhunan Pakubuwana X. 

Pada zamannya, Stadion Sriwedari telah dilengkapi dengan fasilitas lapangan terbaik. Bahkan memiliki lampu sorot untuk penerangan jika stadion digunakan pada malam hari dan lintasan lari atletik. Tribune dari Stadion Sriwedari juga unik. Tempat ini disempurnakan dengan tribune batu terbuka untuk penonton umum dan tribune kayu jati untuk penonton khusus. 

Baca Juga: Atletik Punya Sejarah Panjang di Solo, Berikut Deretan Fakta Menariknya!

Tak heran, jika saat itu Stadion Sriwedari merupakan salah satu stadion sepak bola termegah di Tanah Air. Bahkan menjadi ikon Kota Surakarta, dalam promosi keunggulan kota hingga tempat yang ingin dikunjungi oleh banyak olahragawan tertentu. 

Bangsa Belanda, yang pada saat itu aktif melakukan kegiatan olahraga, tertarik untuk ikut serta bermain di Stadion Sriwedari. Sehingga, penggunaan stadion pun harus bergantian. Persis Solo memiliki hak untuk menggunakan stadion pada pagi dan sore. Sementara malam hari, Stadion Sriwedari sepenuhnya milik Voetbal Bond Soerakarta, salah satu klub sepak bola Hindia-Belanda. 

Sejak saat itu, Stadion Sriwedari menjadi rumah bagi Persis Solo. Dan melihat era kejayaan sepakbola Surakarta. Menurut catatan, Persis Solo meraih tujuh gelar liga perserikatan antara tahun 1930-an sampai 1940-an. 

Sempat Berubah Nama

Pada 2003, pemerintah Kota Surakarta, yang diwakili walikota Slamet Suryanto, melakukan perubahan nama Stadion Sriwedari. Saat itu, Stadion Sriwedari diubah namanya menjadi Stadion R. Maladi. Sesuai dengan nama salah satu pejuang Indonesia di masa Pemerintahan Hindia-Belanda. 

Perubahan namanya penghormatan atas jasa-jasanya sebagai pemimpin Tentara Pelajar dalam pertempuran melawan Belanda yang kemudian dikenal dengan Serangan Umum 4 Hari di Surakarta. R. Maladi juga dikenal sebagai Ketua Umum PSSI (1950-1959), mantan Menteri Penerangan Indonesia (1959-1962), dan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia (1964-1966). Namun, pada 2011, namanya diubah kembali menjadi Stadion Sriwedari. 

Disebut Sebagai Monumen PON I 

Stadion Sriwedari juga dikenal sebagai Monumen Pekan Olahraga Nasional (PON) I. Ini karena Stadion Sriwedari merupakan tempat diselenggarakannya PON untuk pertama kalinya pada 1948 di Solo. Gelaran PON ini juga memiliki besar. Yakni menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia sanggup menyelenggarakan ajang olahraga multievent. Apalagi, saat itu Indonesia baru saja merdeka dan masih dalam proses melepaskan diri dari Belanda maupun Jepang. 

Pada Mei 2013, Pemerintah Indonesia menetapkan arena olahraga bersejarah tersebut sebagai cagar budaya nasional. Karena itu, setiap langkah renovasi mesti memperhatikan status budaya tersebut. Stadion Sriwedari memang beberapa kali melakukan renovasi, terutama saat hendak akan dipilih sebagai salah satu stadion digelarnya Piala Dunia U-20 pada 2023. 

Stadion Sriwedari Adalah Rumah Kompetisi Nasional Maupun Internasional

Stadion Sriwedari sering menjadi tempat diselenggarakannya kompetisi olahraga tingkat nasional maupun internasional. Selain PON, ASEAN Paragames 2022 hingga Kejurnas Atletik 2023 diselenggarakan di tempat ini. 

Sekarang, Stadion Sriwedari juga menjadi salah satu dari banyak pilihan dengan fasilitas terbaik. Misalnya saja, kini lokasi tersebut memiliki rumput berstandar FIFA. Dan pernah dipertimbangkan sebagai tempat diselenggarakannya Piala Dunia U-20 pada 2023, sebelum adanya pembatalan karena masalah penolakan Israel sebagai salah satu peserta. 

Final SAC Indonesia National Championship Digelar di Stadion Sriwedari

Energen Champion SAC Indonesia 2023 National Championship juga diselenggarakan di Stadion Sriwedari, Solo. Babak puncak dari SAC Indonesia khusus jenjang SMA itu bakal digelar pada 18-20 Januari 2024. Nantinya, sebanyak 288 juara dari enam regional qualifiers yang telah bersaing di SAC Indonesia 2023 akan kembali bertarung memperebutkan gelar sebagai Champion SAC. 

Ini akan menjadi kali kedua bagi Energen Champion SAC Indonesia menyelenggarakan babak National Championship. Jika sebelumnya digelar di Stadion Madya, Jakarta, maka sekarang National Championship bakal berlangsung di Stadion Sriwedari Solo. (*)

  RELATED ARTICLES