Ron Kuntz/IOPP/AFP

Namanya Florence Griffiths Joyner. Tetapi semua orang memanggilnya Flo-Jo. Dia dijuluki sebagai wanita tercepat di dunia. Catatan waktunya dalam lari 100 meter dan 200 meter pada tahun 1988 tak pernah dikalahkan oleh siapapun. Namun, sepuluh tahun setelah dia mengantongi catatan waktu tersebut, Flo-Jo meninggal dunia.

Flo-Jo dikenal sebagai sosok yang nyentrik. Meskipun keahliannya dalam atletik begitu menawan, penampilannya di lintasan adalah hal yang paling sering dibicarakan orang. Ia sering mengikuti kompetisi menggunakan kostum ikonik. Rambutnya digerai. Wajahnya penuh make up. Pun ia juga memakai kuku yang dicat dengan rapi. Tak seperti pelari wanita pada umumnya. 

Lahir pada 21 Desember 1959 di Los Angeles, Flo-Jo merupakan anak ketujuh dari 11 bersaudara. Orang tuanya bernama Florence dan Robert Griffith. Menurut Because of Them We Can, Flo-Jo sudah terjun ke olahraga dan fashion sejak usia dini. Ia juga belajar menjahit dari ibunya yang memiliki profesi serupa. Dan mendapatkan sifat kompetitifnya dari saudara laki-lakinya.

Flo-Jo menandai kesuksesannya di sekitar tahun 1980-an. Suatu sore pada Juli 1998 di Indianapolis, US Olympic Trials digelar. Tiga rekor berhasil dibuat hari itu. Jackie Joyner-Kersee mencatatkan rekor di heptathlon dan Carl Lewis mengantongi 9,78 detik untuk 100 meter. Yang ketiga merupakan aksi Flo-Jo. 

Flo-Jo sukses melesat dalam perlombaan 100 meter putri dengan catatan waktu 10,49. Saat itu rekor dunia dipegang oleh Evelyn Ashford dengan catatan waktu 10,76 detik. Sebelum aksinya di Indianapolis, lari tercepat yang pernah dia lakukan untuk 100 meter putri adalah 10,96 detik. 

Baca Juga: 5 Sprinter Tercepat dalam Sejarah Dunia

Flo Jo juga dikenal sebagai pelari 200 meter yang andal. Ia memenangkan medali perak dalam nomor 200 meter di Olimpiade Los Angeles 1984. Ia kembali memenangkan medali perak 200 meter dalam kejuaraan dunia 1987. Catatan waktunya saat itu 21,96.

Di Olimpiade Seoul 1988, Flo-Jo kembali menjadi bintang. Dia mengantongi rekor waktu 10,54 di final 100 meter. Bahkan lebih mengesankan di nomor 200 meter. Di semifinal 200 meter, Flo-Jo berlari 0,15 detik lebih cepat dari rekor dunia dengan catatan 21,34 detik.

Tak lama setelah kemenangan terbesarnya, Flo-Jo pensiun dari olahraga tersebut. Tepatnya di usia 29 tahun. Beberapa bulan kemudian, pengujian obat dan narkoba wajib diperkenalkan dalam kompetisi atletik tingkat dunia. 

Baca Juga: Mengenal Sejarah Atletik, Cabang Olahraga Paling Tua di Dunia

Sebenarnya, Olimpiade Seoul penuh dengan pembicaraan tentang penggunaan narkoba. Terutama setelah Ben Johnson, sprinter asal Kanada, dikeluarkan karena darah dan urinnya ditemukan mengandung steroid stanozolol. Beberapa rumor bahkan mengklaim Flo-Jo juga positif menggunakan obat peningkat kinerja pada Olimpiade. Namun ada yang mengatakan hasilnya ditutup-tutupi.

Kondisi Flo-Jo tak membaik setelah penerbangan ke St Louis pada April 1996. Saat itu, dia mengalami kejang dan dilarikan ke rumah sakit. Kondisi serupa terulang dua tahun kemudian. Pada 21 September 1998, Flo-Jo meninggal lemas dalam keadaan tidur. Tepatnya di usia 38 tahun. Dia kemudian dikenal sebagai salah satu atlet atletik wanita tersukses dalam sejarah. 

Hal paling menakjubkan dari Flo-Jo adalah rekor dunia lari 100 meternya belum ada yang mengalahkan. Catatan waktu 10,49 detik tersebut bertahan selama lebih dari 20 tahun. Saat rekor wanita masih dipegang Flo-Jo, rekor 100 meter kategori putra sudah berganti pemilik sebanyak 13 kali.(*)

  RELATED ARTICLES