Peserta national championship saat berlaga di Stadion Madya, Jakarta

Tolak peluru merupakan salah satu nomor dalam cabang olahraga atletik yang tergolong dalam disipilin lempar. Olahraga ini mengharuskan atlet untuk melemparkan peluru sejauh mungkin sebagai penilaian akhir.

Olahraga tolak peluru juga dapat ditemukan dalam kompetisi atletik dan masuk ke dalam kategori nomor lapangan. Meskipun tolak peluru dinilai berdasarkan hasil individu, olahraga ini menentukan pemenang dari keseluruhan lemparan yang dilakukan seorang atlet. 

Selain itu, meskipun hasil selalu melihat lemparan yang lebih jauh secara keseluruhan, semua aturan, pedoman penilaian dan pelanggaran yang digunakan untuk tolak peluru berkaitan dengan disiplin peserta pada satu waktu. Untungnya, aturan tolak peluru sangat spesifik dan dapat diikuti dengan mudah. Tetapi pemberian hasil dan penilaian cenderung ketat. 

Dalam aturan tolak peluru, setiap peserta harus menyelesaikan tolakan dalam waktu yang telah ditentukan. Ini merupakan aturan mendasar yang harus dipahami setiap atlet. Saat nama peserta dipanggil, para peserta hanya memiliki waktu menit untuk menyelesaikan tolakan.

Baca Juga: Mengenal Tiga Gaya Tolak Peluru: Spin, O'Brien, dan Ortodoks

Untuk mendapatkan hasil yang baik dan performa yang bagus, peluru harus ditempatkan dengan sempurna di antara tangan dan bahu. Dengan menggunakan satu tangan, peserta tolak peluru wajib melemparkan peluru ke area yang sudah ditentukan. Untuk memahami peraturan tolak peluru selengkapnya, simak beberapa peraturan di bawah ini:

Pelanggaran

Ada beberapa hal yang bisa menimbulkan pelanggaran oleh para atlet tolak peluru. Jika peserta tolak peluru melakukan pelanggaran, maka tolakan dalam kurun waktu yang ditentukan bersamaan pelanggaran dilakukan tidak akan dihitung. Pertama, ketika atlet tidak berhenti di dalam lingkaran sebelum memulai gerakan melempar. Dalam peraturan tolak peluru, peserta harus berhenti ketika memasuki area lingkaran dan melakukan set up

Hal lain yang bisa menimbulkan pelanggaran adalah ketika atlet tidak bisa menyelesaikan lemparannya dalam kurun waktu 60 detik. Selain itu, dalam peraturan tolak peluru, peserta juga wajib mengikuti aturan lemparan ketinggian dari peluru. Jika lemparan peluru di bawah bahu, hasil lemparan tersebut tidak bisa dihitung dan akan disebut sebagai pelanggaran. 

Baca Juga: Tolak Peluru: Pengertian, Sejarah, Teknik, Aturan dan Manfaat

Peraturan tolak peluru terakhir adalah mengenai penempatan dan posisi tubuh ketika peserta beraksi. Jika peserta keluar lingkaran atau menyentuh bagian depan/atas dari lingkaran, maka tolakan tidak bisa dihitung dan akan disebut sebagai pelanggaran. 

Cara Memberikan Penilaian atau Hasil

Dalam peraturan, hasil tolak peluru dihitung berdasarkan jarak lemparan atau tolakan. Artinya, atlet akan di-ranking berdasarkan lemparan terjauh. Jarak ini dihitung dari tempat pendaratan pertama ketika pelurunya dilempar hingga lingkaran tempat peserta beraksi. Di Indonesia, jarak ini ditentukan dengan satuan meter. 

Lemparan

Dalam peraturan tolak peluru, terdapat berat bola yang berbeda di setiap kategori usia. Peluru pada kelas junior putra adalah 5 kilogram. Sementara berat peluru pada kelas junior putri adalah 3 kilogram. Berat peluru pada kelas senior putra adalah 7,25 kilogram. Sedangkan untuk kelas senior putri adalah 4 kilogram. (*)

  RELATED ARTICLES