Stadion Madya, Jakarta

Mayoritas stadion sepak bola Indonesia memiliki lintasan lari. Dan kebanyakan, kompetisi atletik tingkat dunia diselenggarakan di stadion-stadion tersebut. Gelora Bung Karno, misalnya. Yang digunakan untuk Asian Games 2018.

Tetapi pernah nggak sih kalian berpikir, kenapa ya lintasan lari dan lapangan sepak bola berada di satu lokasi?

Stadion merupakan bangunan yang berfungsi untuk kegiatan olahraga. Di Indonesia, stadion biasa dipakai untuk sepak bola dan atletik. Yang juga dapat menampung ribuan penonton. Nah, stadion yang dapat digunakan untuk berbagai macam cabang olahraga di Indonesia memiliki tipe olimpik. Alasan pembangunan tipe itu adalah kepraktisan. 

Jika ada kompetisi tingkat dunia atau multi-event, stadion dengan tipe olimpik dan sifatnya yang multi-purpose dapat memudahkan penyelenggaraan dari segi akomodasi. Pasalnya, membangun stadion tak hanya memikirkan kapasitas penonton dan fasilitas olahraga saja. Melainkan juga lahan parkir. Selain itu, stadion multi-purpose biasanya menjadi ikon kota atau negara tertentu. 

Asosiasi stadion sepak bola secara historis memang memiliki keterkaitan sebagai arena perlombaan atletik. Beberapa stadion di Eropa dengan lintasan lari juga masih berfungsi. Misalnya, Olympiastadion di Berlin.

Tetapi, generasi stadion yang lebih baru sudah tak lagi memiliki lintasan lari. Tujuannya agar penonton lebih dekat untuk melihat pertandingan sepakbola. Sehingga lintasan lari sebagai sekat pemisah dihilangkan. Dan pemerintah seluruh dunia saat ini sedang mempertimbangkan lintasan lari khusus terpisah dari stadion sepak bola.

Di Eropa, terutama Inggris, gagasan untuk membangun stadion multi-purpose dan tipe olimpik sudah jarang dilakukan. Bahkan mendapat tentangan. Pada Maret 2013, ketua dari klub Inggris West Ham David Gold sempat menyinggung persoalan tersebut dalam sebuah penawaran untuk menggunakan stadion olimpik.

“Kami hanya akan pergi ke sana jika layak untuk digunakan. Aku tidak akan pergi ke sana jika aku hanya bisa melihat-lihat lintasan lari saja,” kata David. 

Karena berbagai kritik dan munculnya banyak protes, kesadaran untuk membangun stadion olahraga tunggal perlahan meluas. Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang memiliki gagasan kuat untuk membangun stadion olahraga tunggal. Negeri Paman Sam bahkan punya stadion khusus atletik yang biasa dipakai untuk kejuaraan atletik tingkat dunia. Yakni Harway Field milik Oregon University. 

Di Indonesia, stadion khusus atletik juga mulai bermunculan. Misalnya, stadion Prabu Linggabuana yang berada di Jawa Barat. Juga ada Lapangan Seger (akronim dari Senang Gerak) di Jawa Timur yang baru dipermak oleh Pemerintah Provinsi untuk pengembangan atletik Jatim. 

Tentunya pembangunan stadion khusus atletik juga mendapat dukungan luar biasa. Pasalnya, banyak kegiatan dari cabang olahraga atletik yang sering tak sesuai dengan pemeliharaan fasilitas untuk sepak bola. Sehingga, stadion tunggal memang sangat dibutuhkan. 

Di sisi lain, Jakarta International Stadium (JIS), venue sepakbola baru kepunyaan Indonesia juga sudah dibuat tanpa lintasan lari. Dan mendapatkan respons luar biasa bagi penggemar sepak bola dalam negeri. 

Jadi, gimana menurut kalian? apakah venue olahraga tunggal lebih dibutuhkan daripada stadion serbaguna?

  RELATED ARTICLES