Fairuz Atiqah saat beraksi dalam Energen Champion SAC Indonesia - Kalimantan Qualifiers

Tolak peluru menjadi salah satu primadona dalam Energen Champion Student Athletics Championships (SAC) Indonesia. Di Kalimantan Qualifiers misalnya. Pesertanya mencapai 100 orang. Di luar kompetisi atletik, tolak peluru juga menjadi salah satu nomor yang membuat banyak orang penasaran. Baik teknik, cara bermain dan bolanya.

Tujuan tolak peluru sederhana. Yakni mencari jarak terjauh dari masing-masing peserta. Meskipun begitu, menolak peluru tak bisa sembarangan. Dibutuhkan latihan dan teknik sungguh-sungguh agar bisa melakukannya dengan benar. Kalau tidak, pemain mudah cedera dan keseleo.

Ada tips khusus dari juara tolak peluru putri Energen Champion SAC Indonesia - Kalimantan Qualifiers, Fairuz Atiqah, untuk kalian baru terjun ke olahraga satu ini. Siswi kelas XII dari  SMAN 1 Banjarbaru itu telah menekuni tolak peluru sejak SMP. Tepatnya empat tahun lalu. 

“Kalau waktu awal-awal mendalami tolak peluru pasti ada yang namanya keseleo. Saya sendiri pernah mengalami cedera pada kaki, pinggang dan punggu. Karena kesalahan mengambil awalan saat melempar. Dan teknik yang belum saya kuasai. Waktu itu kekuatan tangan saya belum kuat banget,” tutur Fairuz. 

Baca Juga: Dulu Pemain Bola, Dimas Satya Sekarang Serius di Atletik

Fairuz menyarankan untuk para pemula agar mempelajari terlebih dahulu teknik-tekniknya. Sumbernya bisa dari mana saja. Baik pelatih pribadi maupun konten di internet yang terpercaya. Agar tak terjadi cedera saat melakukan tolakan. Meskipun tolak peluru kelihatannya hanya membutuhkan kekuatan tangan, olahraga ini juga memerlukan fokus. 

“Pertama-tama saat melakukan awalan itu perhatikan posisi kaki, sebagai tumpuan pertama kita. Menurut saya, pandangan mata tak boleh ke bawah. Kita harus fokus pada tangan. Jangan terlalu ke bawah atau terlalu tinggi saat melakukan tolakan,” kata Fairuz. 

Baca Juga: Hadapi National Championship, Marshelita Adelutfi Nurika Latihan Mandiri

“Posisi tangan kanan yang memegang peluru itu ditempelkan di pangkal leher. Lebih tepatnya di bawah telinga dan di atas bahu. Saat ini, memegang pelurunya harus kuat. Karena kalau nggak dipegang kuat bisa jatuh lebih dulu sewaktu belum didorong. Kalau posisi tangan kiri senyamannya kita saja meletakkannya gimana.”

Meski terlihat sepele, Fairuz menyarankan agar tak terburu-buru melakukan tolakan. Juga harus bisa mengontrol emosi. Pasalnya, gangguan dari peserta lain dan penonton secara verbal dan tindakan bisa mempengaruhi hasil tolakan. 

“Apalagi kalau sudah melihat peserta yang jaraknya lebih jauh dari kita. Nah, itu bisa memancing emosi. Yang terpenting tetap tenang dan lakukan step-by-step mulai awalan sampai tolakan itu pelan-pelan dan terukur,” lanjutnya.

Baca Juga: Nazhwa dan Irene Sanyoto Siap Harumkan Nama Yogyakarta di National Championship

Fairuz sendiri tak jarang mendapat cemooh dari penonton pendukung dan pelatih dari peserta lain. Namun karena sudah terlatih, ia memilih mengabaikannya. “Mereka seperti itu ada tujuannya. Ingin menjatuhkan kita,” tambah Fairuz. 

Fairuz Atiqah akan melaju ke babak National Championship. Yang digelar di Stadion Madya, Jakarta. Ia mengaku telah siap menghadapi juara-juara qualifiers lainnya. Dan telah memperbaiki gerakan-gerakan kurang maksimal.

Energen Champion SAC Indonesia menjaring pelajar bertalenta dari sembilan Regional Qualifiers. Yakni Bali-Nusa Tenggara (Mataram), Papua (Mimika), Yogyakarta (Yogyakarta), Kalimantan (Banjarmasin), East Java (Surabaya), North Sumatera (Medan), DKI Jakarta-Banten (Jakarta), West Java (Bandung) dan Central Java (Semarang). 

Energen Champion SAC Indonesia merupakan kompetisi atletik paling akbar di Indonesia. Acara ini diadakan oleh Energen Champion, bekerja sama dengan Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) dan DBL Indonesia. Energen Champion adalah minuman cokelat berenergi yang mengandung susu dan telur dari Mayora. (*)

  RELATED ARTICLES