Emilia Nova, atlet nomor lari gawang andalan Indonesia. (AFP)

Prestasi Indonesia bukan hanya datang dari cabang olahraga bulu tangkis saja. Indonesia juga mengukir prestasi dalam dunia atletik. Olahraga ini sudah eksis di Tanah Air sejak 1910-an. Pada saat itu, pemerintah kolonial yang memperkenalkannya. Bahkan sampai membentuk organisasi secara mandiri pada 1917. Namanya Nederlands Indische Atletiek Unie (NIAU). 

Sekarang, induk olahraga atletik bernama Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI). Yang punya andil untuk menyiapkan, memperkenalkan, dan memajukan olahraga atletik ke masyarakat. 

Dalam waktu dekat, PB PASI bersama DBL INdonesia menggelar sebuah event besar untuk pelajar di seluruh penjuru negeri. Namanya Student Athletics Championship Indonesia (SAC) Indonesia. Event ini akan dibuka dengan babak kualfiikasi Bali-Nusa Tenggara di Mataram. 

SAC Indonesia akan memperlombakan beberapa nomor cabang olahraga atletik. Antara lain sprint (lari jarak pendek), relays (lari estafet), middle distance (lari jarak menengah), long jump (lompat jauh), dan  shot put (tolak peluru). Nomor-nomor ini adalah tempat Indonesia menorehkan segudang prestasi di event internasional. 

Prestasi greget Indonesia di nomor sprint salah satunya diraih oleh Lalu Muhammad Zohri. Spinter kelahiran Lombok itu berhasil menempati posisi pertama untuk jarak 100 meter di Kejuaraan Asia Junior pada 2018. 

Pada tahun yang sama, Zohri -panggilannya- meraih prestasi gemilang dengan membawa pulang emas dalam Kejuaraan Dunia Atletik U-20 di Finlandia. Ini merupakan gelar pertama Indonesia dalam ajang bergengsi tersebut. 

Catatan waktu Zohri luar biasa. Yakni 10,18 detik. Ia menumbangkan dua pelari asal Amerika Serikat, Anthony Schwartz dan Eric harrison. Dengan begitu, Zohri juga mengalahkan rekor nasional junior atas namanya sendiri, yakni 10,25 detik.

Pencapaiannya terus berlanjut di Kejuaraan Atletik Asia di Doha tahun 2019. Zohri finish dengan rekor 10,13 detik. Lebih tajam dari yang dicapai di Findalia. Pun 0,04 detik lebih pendek dari rekor nasional yang didapat Suryo Agung Wibowo di SEA Games 2009. 

Sebelumnya, Suryo memegang gelar sebagai manusia tercepat di Asia Tenggara. Pria berusia 38 tahun itu dua kali memecahkan rekor sprint putra 100 meter di SEA Games. Catatan waktu terbaiknya adalah 10,17 detik. Yang kemudian dikalahkan oleh Zohri. 

Selain Zohri, banyak deretan wanita muda yang juga memiliki prestasi besar. Membahas soal pelari, tak lengkap rasanya tanpa menyebutkan Emilia Nova. Yakni sosok berprestasi dalam cabang olahraga atletik nomor lari gawang. Atlet wanita berusia 27 tahun itu berhasil merebut medali emas di SEA Games 2019 yang digelar di Filipina. 

Bukan Emilia Nova saja yang mengharumkan nama Indonesia. Atlet tolak peluru asal Jawa barat, Eki Febri Ekawati, juga hobi menyumbang medali untuk Ibu Pertiwi tercinta. 

Eki merebut medali emas untuk nomor tolak peluru pada SEA Games 2021 yang digelar Mei lalu di Vietnam. Lemparannya mencapai 15,20 meter. Tentu saja, ini bukan medali emas pertamanya. Sebelumnya, dia juga menyabet emas di SEA Games 2017. Terbaru, wanita 30 tahun itu mengamankan medali perunggu di Islamic Solidarity Games (ISG) 2021 di Turki.

Indonesia tak hanya getol mengikuti kompetisi olahraga atletik dalam skala internasional. Melainkan juga aktif di level nasional. Bahkan tingkat kecamatan dan antarsekolah pun ada.

Kejuaraan Nasional (Kejurnas), misalnya. Pertama kali digelar di Bandung pada 1950. Yang kemudian berulang setiap tahunnya. Terbaru, Kejurnas Atletik 2022 digelar di Jawa Tengah (Jateng). Sebanyak 1.100 atlet ambil bagian

Harapannya, SAC Indonesia juga akan menjadi wadah bagi atlet muda untuk berprestasi. Laiknya di Kejurnas atau Pekan Olahraga Nasional (PON). Sehingga makin banyak bibit atlet berbakat Indonesia yang berprestasi di level nasional hingga internasional. (*)

  RELATED ARTICLES