Siswa MTS Masyithoh Gamping saat berlatih sore hari

Siswa-siswi di penjuru negeri melakukan persiapan sebaik mungkin untuk mengikuti SAC Indonesia. Tak terkecuali MTS Masyithoh Gamping, Sleman, Yogyakarta. Dipoles langsung oleh jebolan Pekan Olahraga Daerah (PORDA), Idwan Ismail, MTS Masyithoh Gamping siap bersaing di SAC Indonesia. Terutama di nomor lari estafet 5X80 meter. 

Kebetulan, Idwan mendalami nomor lari estafet 4X100 meter. Pria yang juga berprofesi sebagai guru olahraga di MTS Masyithoh Gamping itu memiliki keinginan untuk menumbuhkan minat dan bakat atletik pada peserta didiknya. Khususnya nomor estafet. 

“Meskipun sekolah saya ini masih terbatas fasilitasnya (untuk aktivitas olahraga), tetapi saya bertekad untuk mengenalkan cabor atletik,” kata Idwan. 

“Untuk sementara ini memang masih diajarkan secara kurikulum. Belum ada ekstrakurikuler. Yang ada itu futsal. Karena belum adanya bukti kalau ada bakat anak di cabor atletik. Kalau suatu saat nanti ada prestasi di atletik, kemungkinan bisa didalami di sekolah kami,” lanjutnya.

Siswa MTS Masyithoh Gamping saat berlatih lari estafet

Sebelumnya, pada 2019 lalu, MTS Masyithoh Gamping pernah berjuang pada kompetisi atletik di Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN). Namun mereka sempat vakum berlaga karena pandemi Covid-19. 

“Untuk saat ini memang sekolah kami mendalami nomor estafet. Karena anak-anak cenderung senang untuk berlatih bersama-sama,” terang Idwan. “Terus saya kan masih aktif di grup atlet, jadi ada seseorang mengirimkan link informasi SAC Indonesia. Nah, saya lihat cocok dengan kategori tersebut. Akhirnya kami memutuskan untuk ikut.”

Target Idwan tak muluk-muluk. Atlet berusia 26 tahun itu hanya ingin anak-anaknya mengenal atletik terlebih dahulu. Ketika sudah mencoba, tentu akan ada rasa penasaran lebih lanjut. Sehingga, siswa-siswi MTS Masyithoh Gamping nantinya tak hanya berhenti pada satu kompetisi atletik saja. Melainkan akan menjajal yang lainnya. 

Idwan Ismail sadar. Selama lebih dari sepuluh tahun menggeluti atletik di Yogyakarta, minat dan perhatian pelajar untuk cabang olahraga atletik tak sebanyak yang diberikan pada cabor basket dan sepak bola. 

“Namun saya berharap, ketika adanya kompetisi dan support dari DBL Indonesia dan PB PASI yang bisa menarik minat dan bakat anak itu. Saya kira perkembangan atletik bisa menjadi lebih baik lagi. Karena orang tahunya atletik hanya lompat dan lari. Padahal sebetulnya banyak. Jadi kalau atletik bisa dikemas dengan baik, saya yakin bisa berkembang," tutur Idwan. (*)

  RELATED ARTICLES