Sprinter Indonesia Lalu Muhammad Zohri saat tampil di Olimpiade 2020 Tokyo. (foto:nocindonesia)

Organisasi Atletik Dunia atau World Athletics membuat keputusan besar menjelang dihelatnya Olimpiade 2024 di Paris. Mereka mengumumkan atletik akan menjadi olahraga pertama yang memperkenalkan hadiah uang di Olimpiade. Wow keren kan? 

Keputusan ini disampaikan langsung oleh Presiden World Athletics Sebastian Coe pekan lalu. Ia menyebut World Athletics akan memberikan hadiah uang sebsar 50.000 dolar Amerika Serikat (AS) pada peraih medali emas di Paris.

World Athletics mengaku menyiapkan uang 2,4 juta dolar AS untuk peraih medali emas di 48 nomor putra, putri, dan campuran di Olimpiade 2024 di Paris.

Bagaimana dengan juara di nomor estafet? Sebastian Coe menyebut hadiahnya tetap 50 ribu dolar AS namun dibagi untuk anggota tim.

Bukan hanya itu saja kabar gembiranya, World Athletics menyebut peraih medali perak dan perunggu juga akan dapat hadiah uang. Namun kebijakan itu akan dimulai di Olimpiade 2028 di Los Angeles.

"Kami perlu melakukan pembagian hasil yang kami terima untuk atlet-atlet karena merekalah bintang dari show (Olimpiade) ini," kata Coe.

Baca Juga: Mengapa Atletik Disebut Sebagai Mother of Sport?

Hadiah uang itu memang diambilkan dari uang yang didapat World Athletics dari IOC atau Komite Olimpiade Internasional. IOC selama ini membagikan pendapatan Olimpiade ke induk-induk olahraga dunia, termasuk World Athletics.

Keputusan Sebastian Coe ini sempat menimbulkan polemik. Sempat ada kekhawatiran keputusan World Athletics bisa mengganggu keseimbangan kekuatan pergerakan Olimpiade menjelang Olimpiade 2024 Paris.

Coe menjawab ini dengan menyebutkan World Athletics sudah memberi tahu Komite Olimpiade Internasional tentang keputusan ini. Dikutip dari AFP,  IOC juga tak mempermasalahkan dengan menyebut induk organisasi olahraga dunia masing-masing berhak memutuskan bagaimana mereka membelanjakan bagiannya dari pendapatan Olimpiade.

“IOC mendistribusikan kembali 90 persen dari seluruh pendapatannya, khususnya kepada Komite Olimpiade Nasional (NOC) dan Federasi Internasional (IF),” kata rilis IOC. Nah, masing-masing IF dan NOC berhak menentukan cara terbaik untuk memanfaatkan uang itu bagi atlet mereka sekaligus perkembangan olahraganya.

Buat kalian yang belum tahu, Olimpiade modern yang ada saat ini bermula dari acara olahraga amatir. Sehingga IOC tidak memberikan hadiah uang. Namun, banyak peraih medali menerima hadiah uang dari pemerintah negaranya, badan olahraga nasional, atau dari sponsor masing-masing.

Selama ini hadiah uang yang diberikan untuk atlet dari masing-masing negara tentu jumlahnya berbeda. Sangat bergantung dengan kekuatan finansial negara tersebut.

Amerika Serikat misalnya. Komite Olimpiade dan Paralimpiade AS memberikan hadiah uang 37.500 dolar untuk peraih medali emas di Olimpiade 2021 Tokyo. Sementara Dewan Olimpiade Nasional Singapura menjanjikan 1 juta dolar AS untuk emas Olimpiade.

Sebastian Coe sangat memahami pentingnya memberikan reward berupa uang untuk para peraih medali Olimpiade. Sebab ia pelari asal Inggris yang pernah meraih emas di nomor 1.500 meter pada Olimpiade 1980 dan 1984. Saat itu adalah era di mana lintasan Olimpiade hampir dibuka untuk atlet profesional.

“Saya mungkin generasi terakhir yang mendapatkan voucher makan seharga 75 pence (95 sen) dan tarif kereta api kelas dua, bersaing untuk negara saya sendiri. Jadi percayalah, saya memahami sifat transisi yang kita alami,” kata Coe.

Sebastian Coe tidak tahu apakah nanti cabang olahraga lain akan mengikuti langkah World Athletics. “Saya selalu menegaskan untuk tidak berbicara atas nama olahraga lain,” katanya. Sejauh ini belum ada tanda-tanda cabor lain akan mengikuti kebijakan World Athletics.

Bagaimana keren kan kebijakan World Athletics? Jadi buat kalian yang ingin mendalami atletik, tetap semangat berlatih. Apalagi saat ini PB PASI telah punya event atletik keren yang dihelat bersama DBL Indonesia, SAC Indonesia.(*)

  RELATED ARTICLES