Syalsabila Aprilianti saat melakukan babak penyisihan di SAC Indonesia National Championship

Tolak peluru merupakan salah satu nomor dalam cabang olahraga atletik paling rumit. Meskipun pada dasarnya olahraga tolak peluru bertujuan untuk mendapatkan jarak lemparan terjauh, olahraga ini membutuhkan teknik yang tepat. Tak jarang, para pemula sering melakukan kesalahan. 

Di bawah ini adalah lima kesalahan paling umum yang dilakukan anak-anak saat mereka melakukan olahraga tolak peluru.

1. Cara Memegang Peluru 

Meletakkan peluru di tangan memang membutuhkan teknik khusus. Pada dasarnya, peluru harus diletakkan di pangkal jari, dengan tiga jari di belakang peluru dan ibu jari serta kelingking di samping. Idealnya, peluru tidak boleh menyentuh telapak tangan.

Namun, banyak atlet muda yang meletakkan peluru di atas telapak tangan, yang berarti para pemula tidak akan dapat melepaskan peluru dari jari mereka saat melepaskannya.

Biasanya, pemula juga menyelipkan satu atau dua jari di bawah peluru. Ini membuat peluru sulit dilepaskan dari jari. Ada juga risiko peluru terlepas dari tangan.

2. Telapak tangan menghadap ke atas

Pemula biasanya salah meletakkan tangan saat mengangkat peluru di dekat di leher. Kebanyakan dari mereka memposisikan telapak tangan mengarah ke atas atau  "ke arah langit". Ini sering kali terjadi karena para pemula takut peluru tersebut akan jatuh dari genggaman. 

Pada dasarnya, telapak tangan harus menghadap ke depan. Ini memungkinkan agar peluru lebih efektif didorong menjauh dari leher.

3. Memposisikan Siku dengan Cukup Rendah

Beberapa atlet muda akan memposisikan siku mereka atau menyelipkannya ke samping sebelum atau selama melakukan gerakan putting.

Hal ini menyebabkan siku lengan yang digunakan untuk mendorong mengarah ke bawah dan ibu jari mereka mengarah ke atas. Posisi ini sangat sulit untuk mendorong objek dengan baik. Itu juga bisa menghasilkan aksi melempar daripada dorongan.

4. Kesalahan dalam Memposisikan Tubuh

Shot putter berpengalaman melempar dengan memanfaatkan seluruh tubuh. Para atlet ini memanfaatkan otot-otot di kaki, dada, lengan dan bahu mereka. Pemula biasanya melempar dengan lengan saja.

5. Salah Menempatkan Lengan Kosong

Banyak pemula menghempaskan lengan yang tidak melempar ke belakang saat mereka melakukan dorongan. Hal ini menyebabkan atlet berputar berlebihan, kehilangan keseimbangan dan tidak dapat secara efektif "memblokir" atau "menahan" sisi kiri mereka.

Idealnya pelempar harus mengayunkan lengan kirinya saat berbelok ke depan, tetapi begitu lengan kiri mencapai garis sektor sisi kiri, lengan itu harus ditarik ke arah tubuh untuk membantu dalam aksi pemblokiran. (*)

  RELATED ARTICLES