Salah satu peserta National Championship saat mendapat pertolongan ketika cedera

Cedera biasanya terjadi saat seorang pelari memaksakan diri terlalu keras. Cara tubuh pelari bergerak juga berperan besar menyebabkan cedera. Biasanya, cedera membutuhkan waktu penyembuhan yang cukup lama. Sehingga banyak pelari mencoba untuk menghindarinya. Berikut adalah 10 jenis cedera yang biasanya dialami pelari dan cara mencegahnya:

1. Patellofemoral Syndrom (Runner’s Knee/Sakit pada Tempurung Lutut)

Patellofemoral Syndrom/Runner’s Knee atau biasa dikenal sakit tempurung lutut adalah cedera umum yang bisa dialami oleh siapa saja. Terutama mereka yang sering melakukan aktivitas keras dengan kaki. Khususnya para pelari. Patellofemoral Syndrom/Runner’s Knee sering menyerang remaja dan dewasa di bawah usia 60 tahun. 

Menurut WebMD, Patellofemoral Syndrom/Runner’s Knee memiliki beberapa penyebab berbeda. Ini sering terjadi ketika tempurung lutut manusia tidak sejajar. Seiring waktu, tulang rawan di tempurung lutut setiap bisa aus. Saat itu mengalami Patellofemoral Syndrom/Runner’s Knee, seseorang mungkin merasakan nyeri di sekitar tempurung lutut, terutama saat, naik atau turun tangga, jongkok atau lutut ditekuk untuk waktu yang lama.

2. Cedera Hamstring (Hamstring Injuries)

Cedera hamstring merupakan fenomena saat ada salah otot hamstring mengalami penarikan. Otot-otot di bagian belakang paha tersebut tertarik karena melebihi kemampuannya. 

Cedera hamstring sering terjadi pada orang yang berolahraga yang melibatkan lari cepat, karena kaki pelari bergerak dan berhenti secara tiba-tiba. Biasanya, profesi olahragawan yang sering mengalami cedera hamstring adalah pemain sepak bola, bola basket, dan tenis. Cedera hamstring juga menjadi fenomena umum pada pelari dan penari.

Gejala cedera hamstring biasanya timbul rasa nyeri, sensasi robek atau terputus pada bagian belakang paha. Beberapa penderita biasanya mengalami pembengkakan dan memar pada lokasi cedera. Cedera hamstring parah sampai menyebabkan penderita tak bisa berdiri atau berjalan.

Untuk mencegah cedera hamstring, lakukan pemanasan dengan benar sebelum berolahraga atau melakukan aktivitas fisik yang intens. Kemudian, jaga otot tetap kuat dan fleksibel. Jika kamu ingin mengejar sesuatu, lakukan latihan dan tingkatkan durasi secara perlahan.

3. Stress Fracture (Fraktur Stres)

Stress Fracture adalah retakan kecil pada tulang yang menyebabkan rasa sakit dan seseorang tidak nyaman. Cedera ini biasanya mempengaruhi pelari di bagian tulang kering dan kaki. Stress Fraktur biasanya terjadi karena kaki bekerja terlalu keras sebelum tubuh terbiasa dengan aktivitas baru.

Sehingga, memberikan istirahat pada itu penting, karena tekanan yang terus-menerus pada tulang dapat menyebabkan cedera yang lebih serius dan memperlambat pemulihan.

4. Shin Splints

Shin Splints merupakan cedera dengan rasa sakit yang terjadi di bagian depan atau dalam kaki bagian bawah sepanjang tulang kering (tibia). Shin splints (juga disebut medial tibial stress syndrome atau MTSS) umum terjadi setelah seorang pelari mengubah latihan, seperti berlari jarak jauh atau berlari terlalu cepat. 

Dari segi rasa sakit, Shin Splints sulit dibedakan dari fraktur stres pada tulang kering, tetapi rasa sakit cedera ini biasanya lebih menyebar di sepanjang tulang kering. Melakukan pengecekan ke dokter sangat disarankan jika tulang kering mulai terasa sakit. Agar dapat menentukan cedera mana yang dialami. 

Cara mencegah terjadinya Shin Splints bisa dengan mengurangi jarak tempuh aktivitas berlari, memperlambat langkah hingga latihan peregangan.

5. Tendinopati Achilles (Tendinitis)

Tendinopati Achilles atau disebut tendinitis, adalah perubahan degeneratif kronis pada tendon Achilles. Sebutan untuk tendon besar yang menghubungkan betis ke bagian belakang tumit.

Tendinitis Achilles menyebabkan nyeri atau rasa terbakar dan kaku di area tendon, terutama di pagi hari dan saat beraktivitas. Cedera ini biasanya disebabkan oleh tekanan berulang pada tendon. Menambahkan terlalu banyak jarak ke rutinitas lari dapat menyebabkan cedera Tendinopati Achilles.

6. Ankle Sprain (Keseleo Pergelangan Kaki)

Ankle Sprain atau keseleo pergelangan kaki adalah peregangan atau robekan ligamen yang mengelilingi pergelangan kaki. Cedera ini sering terjadi ketika kaki berputar atau berguling ke dalam. Mencegah keseleo bisa dilakukan dengan melakukan istirahat, kompresi es dan melakukan treatment sesuai anjuran dokter.

7. Plantar Fasciitis

Plantar Fasciitis merupakan peradangan yang terjadi pada plantar fascia. Yang merupakan pita jaringan tebal di bagian bawah kaki yang memanjang dari tumit hingga jari kaki. Cedera yang melibatkan plantar fascia muncul dengan nyeri tumit yang parah, terutama pada gerakan pertama di pagi hari.

Orang dengan otot betis yang kencang dan lengkungan yang tinggi lebih rentan terhadap plantar fasciitis. Meskipun Plantar Fasciitis mungkin terkait karena kerasnya aktivitas, plantar fasciitis juga bisa terjadi tanpa alasan yang jelas.

Plantar Fasciitis dapat dicegah peregangan betis, istirahat, mengenakan sepatu yang sesuai setiap saat.

8. Sindrom Pita IT (iliotibial) 

Sindrom Pita IT menyebabkan nyeri di bagian luar lutut. Pita IT adalah ligamen yang membentang di sepanjang bagian luar paha, dari atas pinggul hingga bagian luar lutut. Sindrom pita IT terjadi ketika ligamen ini menebal dan menggesek tulang lutut sehingga menyebabkan peradangan. (*)

  RELATED ARTICLES