Atletik merupakan olahraga indvidu. Cabang olahraga atletik tersebut memiliki sistem penilaian yang beragam. Sesuai dengan nomor dan disiplinnya. Dalam olahraga atletik, terdapat beberapa disiplin, di antaranya nomor lempar, lompat dan lintasan. Kali ini, SAC Indonesia akan menjelaskan tentang sistem penilaian lomba di atletik. 

Sistem Penilaian Lomba di Atletik

Dilansir dari BBC Sports keberhasilan dalam olahraga atletik tidak dinilai berdasarkan poin atau gol, melainkan berdasarkan waktu, ketinggian dan jarak.

Sistem penilaian lomba di atletik berbeda berdasarkan disiplinnya. Namun, sistem penilaian dalam nomor lomba di atletik bergantung pada nomor dan komponen setiap perlombaan. Apabila dalam nomor lintasan, maka catatan yang diambil adalah yang tercepat. Sementara di nomor lapangan sistem penilaiannya tergantung pada yang terjauh dan tertinggi. 

1. Nomor Lintasan

Nomor lintasan dalam olahraga atletik dinilai berdasarkan siapa yang tercepat untuk sampai di garis finis. Peserta yang finis pertama tanpa pelanggaran akan menjadi pemenangnya. Semakin pendek catatan waktu yang diperoleh maka penentuan posisi dan ranking akan dimasukkan pada slot teratas. Catatan waktu diurutkan berdasarkan detik, menit dan jam. 

Penilaian ini berlaku pada nomor lari jarak pendek, lari jarak menengah, lari jarak jauh, lari maraton, lari gawang, lari estafet hingga steeplechase. Sistem ini dipakai pada kejuaraan yang ada di Indonesia. Termasuk dalam Energen Champion SAC Indonesia. 

Baca Juga: Sistem Penilaian Lomba Atletik untuk Nomor Lintasan

2. Nomor Lompat

Nomor lompat dalam olahraga atletik dinilai berdasarkan siapa yang berhasil melompat terjauh atau tertinggi. Dalam nomor lompat, setiap peserta diberikan percobaan tiga sampai enam kali. Bergantung pada aturan kejuaraan yang diberikan. Jika dalam tiga kali dan enam kali percobaan yang tertinggi dalam percobaan itu berada di posisi kedua, maka catatan itu yang diklaim sebagai perolehan terbaik. 

Penilaian ini berlaku pada nomor lompat jauh, lompat tinggi, lompat jangkit hingga lompat galah. Sistem ini dipakai pada beberapa kejuaraan yang ada di Indonesia. Termasuk dalam Energen Champion SAC Indonesia. 

3. Nomor Lempar

Sistem penilaian nomor lempar dalam olahraga taletik hampir sama dengan nomor lompat. Dalam nomor lempar, sistem ini dinilai berdasarkan siapa yang berhasil melemparkan alat terjauh. Dalam nomor lempar, setiap peserta diberikan percobaan tiga sampai enam kali. Bergantung pada aturan kejuaraan yang diberikan. Jika dalam tiga kali dan enam kali percobaan yang tertinggi dalam percobaan itu berada di posisi kedua, maka catatan itu yang diklaim sebagai perolehan terbaik.

Penilaian ini berlaku pada nomor tolak peluru, lempar lembing, lempar cakram dan lontar martil. Sistem ini dipakai pada beberapa kejuaraan yang ada di Indonesia. Termasuk dalam Energen Champion SAC Indonesia. 

Juri Lintasan dan Lapangan dalam Sistem Penilaian dalam Olahraga Atletik

Juri lintasan dan lapangan sangat berpengaruh dalam penentuan catatan waktu dan jarak dalam olahraga atletik. Dalam nomor lintasan, batasan lintasan dan garis lapangan sangat berpengaruh pada penilaian. Juri lintasan bertugas memantau hal ini. Selain garis batas, perilaku sesama atlet terkait kecurangan juga sangat berpengaruh. Juri lintasan juga bertugas memantau hal ini. 

Sementara itu, di nomor lapangan, juri lapangan bertugas untuk memperhatikan garis batas dan papan tolakan. Juri berhak untuk menentukan apakah catatan jarak tersebut sah atau tidak sah.

Cuaca dan Angin Mempengaruhi Penilaian Lomba di Atletik

Dalam olahraga luar ruangan, atlet sering kali harus menghadapi berbagai elemen untuk tampil di level tinggi. Begitu pula atletik. Di lintasan, tantangan terbesar bagi atlet adalah angin karena dapat mempengaruhi kecepatan dan waktu. Namun mengapa angin memiliki efek transformatif terhadap pelari dan hasil olahraganya?

Angin bisa menambah atau mengurangi hambatan seorang atlet tergantung pada event-nya. Namun sebelum mendalaminya, mari kita memahami beberapa istilah penting yang terkait dengan angin di cabang olahraga atletik.

Istilah dalam Angin dan Skor

Bantuan Angin (Wind assistance)

Bantuan angin (wind assistance) adalah tingkat angin selama perlombaan atau event, yang dicatat oleh pengukur angin, yang membantu atau menghalangi seorang atlet dalam kompetisi.

Angin Belakang (Tailwind)

Tailwind mengacu pada angin yang bertiup ke arah yang sama dengan pergerakan atlet. Sederhananya, jika atlet berlari ke depan, angin akan menerpa punggung atlet, sehingga mendorong atlet ke depan. Ini juga dikenal sebagai kondisi di mana "lari mengikuti angin." Setiap angin yang mengarah ke punggung atlet, baik secara langsung maupun miring, dianggap sebagai penarik.

Tailwinds diukur dengan tanda tambah (+) atau tanpa tanda sama sekali. Itulah mengapa dalam hasil atletik terdapat catatan angin +2.0 atau 2.0.

Angin Sakal (Headwind)

Angin sakal mengacu pada angin yang bertiup berlawanan arah dengan pergerakan atlet. Sederhananya, jika atlet berlari ke depan, angin bertiup berlawanan, sehingga mendorong atlet tersebut mundur. Hal ini juga dikenal sebagai berlari melawan angin. Setiap angin yang mengarah ke depan atlet, baik secara langsung maupun miring, dianggap sebagai angin sakal. Angin sakal diukur dengan tanda minus (-) misalnya, -2.0.

Mengukur Angin

Angin diukur dengan menggunakan anemometer atau alat pengukur angin. Perangkat ini dapat dioperasikan dengan tangan secara langsung, maupun jarak jauh.

Sesuai aturan NCAA, perangkat tersebut harus disertifikasi keakuratannya oleh lembaga pengujian yang sesuai sesuai dengan metode yang ditentukan, sebelum digunakan dalam kompetisi setiap tahun dan sebaiknya sebelum setiap kompetisi besar.

Siapa yang Mengukur Angin?

Dalam event besar, operator pengukur angin direkomendasikan oleh NCAA untuk kompetisi atletik dan lapangan. Operator pengukur angin bertanggung jawab untuk hal-hal berikut:

-Memastikan alat pengukur angin dipasang dan dioperasikan sesuai dengan World Athletics.

-Memastikan kecepatan angin pada arah lari untuk setiap perlombaan 200 meter atau kurang.

-Memastikan kecepatan angin pada arah lari untuk event lompat horizontal.

-Merekam informasi kecepatan angin dan memasukkannya ke dalam hasil.

Berapa Nilai Angin yang Diukur?

Kecepatan angin diukur dalam meter per detik, dengan pembacaan angin dibulatkan hingga sepersepuluh meter per detik, yaitu. +2,03 = +2,1 dan -2,03 = -2,0

Batasan Angin

Berapa jumlah angin yang sah dalam suatu perlombaan?

Suatu perlombaan dianggap mendapat bantuan angin jika Tailwind melebihi kecepatan rata-rata 2,0 m/s (+2,0 m/s atau lebih). Meskipun berlari menghadapi angin sakal memang menimbulkan tantangan bagi atlet, namun angin sakal yang kuat (-2,0 m/s atau lebih) tidak memengaruhi waktu dan skor.

Angin dan Penentuan Skor

Apa yang Terjadi Jika Kecepatan Angin Melebihi Ambang Batas 2,0 m/s?

Jika kecepatan angin melebihi ambang batas 2,0 m/s dalam suatu event, hasil dari event tersebut tidak sah untuk catatan rekor dunia, Amerika atau NCAA atau waktu penyemaian untuk pertemuan mendatang.

Apakah Angin yang Melebihi Batas Membatalkan Waktu?

Tidak, angin tidak membatalkan catatan waktu. Jika angin penarik melebihi +2,0 m/s, maka waktu terjadinya pertemuan tersebut tetap dicatat. Artinya, hasil tersebut sah untuk dicatat pada perlombaan tersebut dan atlet dapat menggunakan waktu tersebut untuk mendapat tempat pada pertandingan tersebut.

Seluruh peserta event menghadapi angin yang sama yang melebihi batas, sehingga tidak mengubah hasil langsung antar peserta event tersebut. (*)

  RELATED ARTICLES