Yogi saat bersaing dalam Athletics West Track and Field State Championship

SMAN 1 Surade, Sukabumi punya wakil yang patut diperhitungkan dalam cabang olahraga atletik. Namanya Yogi Saputra. Champion SAC generasi pertama yang berhasil terbang ke Australia.

Pada penyelenggaraan Energen Champion SAC Indonesia 2022 West Java Qualifiers, Yogi sukses membuat bangga SMAN 1 Surade dengan menyabet juara 100 meter putra. Gelar kampiun itu rupanya berlanjut sampai ke babak National Championship. Yogi juara lagi di tingkat nasional, setelah mengalahkan wakil dari East Java, Bali Nusra hingga Sumatera.

Sampai saat ini, nama Yogi masih mentereng sebagai pemegang rekor SAC untuk 100 meter putra dengan catatan 11,06 detik. Karena itu, Yogi juga berhasil menjadi salah satu Champion SAC yang melakukan training camp ke Australia. Dan meraih tempat ketiga dalam Athletics West Track and Field State Championship di Western Australia. 

Selama perjalanan meraih juara, rupanya ada sosok besar yang mengantarkan Yogi hingga di level puncak. Ia adalah Rami Faisal. Guru PJOK dari SMAN 1 Surade dan pelatih atletik Yogi yang berhasil menemukan bakatnya. Rupanya, Yogi adalah pemain sepakbola. Dan ikut serta dalam SAC Indonesia atas rekomendasi dari Rami. 

"Jadi, Yogi masuk di SMAN 1 Surade itu karena beasiswa sepakbolanya. Lalu saya diberi informasi bahwa ada SAC Indonesia, akhirnya saya sempat melakukan seleksi di sekolah. Kandidatnya saya pilih dari pemain sepakbola sekolah. Seleksinya dengan minta lari dari ujung gawang sepak bola ke ujung lainnya. Dan dalam seleksi itu, Yogi selalu menang," kata Rami. 

Rami Faisal saat berfoto bersama Yogi usai UPP National Championship di Stadion Madya, GBK, Jakarta

Hingga hari ini, Rami sebenarnya masih tak percaya bahwa anak didiknya itu berhasil mengalahkan puluhan ribu peserta di SAC Indonesia 2022. Apalagi, Yogi bukanlah pelajar yang aktif mengikuti kejuaraan atletik. "SMAN 1 Surade baru ikut kompetisi atletik ya SAC Indonesia itu. Alhamdulillah rupanya bisa sampai ke tingkat nasional, bahkan ke Australia," lanjut Rami. 

Menurut Rami, Sukabumi akhirnya memiliki sprinter baru setelah 20 tahun lamanya absen di dunia atletik Indonesia. Ia adalah Yogi. "Maka dari itu kemarin saat National Championship di Jakarta, KONI Kabupaten dan Dispora Kabupaten ikut menyaksikan Yogi. Karena mereka sangat support dengan pencapaian dan perolehan Yogi," ungkap Rami. 

Rami hadir langsung di Stadion Madya, GBK, Jakarta saat National Championship digelar untuk Melihat Yogi, meskipun hampir terlambat. Pertama, itu karena letak Sukabumi yang jauh dari pusat Kota Bandung. Belum lagi menuju Jakarta. Saat Rami tiba, Yogi sudah berada di start block dan bersiap untuk lomba. 

Baca Juga: Raih Posisi Ketiga di Invitasi Athletics West, Yogi Masih Perkasa di 100 Meter

"Saya itu hampir terlambat waktu ke stadion. Saya takut nggak bisa lihat Yogi di final. Apalagia ada rombongan Pak Jokowi dan menteri-menteri yang juga mau lihat SAC. Jalan itu ditutup. Saya dalam hati 'aduh, ini bisa nggak ya saya lihat dia'," katanya. 

Rupanya, Rami datang tepat waktu. Ia mengaku bangga saat melihat Yogi berlari di lintasan salah satu stadion atletik terbaik di Indonesia. Plus, disaksikan oleh Presiden RI Joko Widodo dan jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju. "Jujur, saya merinding saat lihat begitu meriahnya SAC saat National Campionship, lalu lihat Yogi juara juga," lanjut Rami. 

Tak lupa, Rami juga berterima kasih kepada Energen Champion SAC Indonesia. Menurutnya, berkat kompetisi ini, ada banyak mimpi anak Indonesia yang telah diwujudkan. "Berkat SAC Indonesia, Yogi jadi mengenal atletik sesungguhnya, mengenal kompetisi secara profesional," tandas Rami. 

Tahun ini, SMAN 1 Surade akan kembali bersaing dalam Energen Champion SAC Indonesia 2023 West Java Qualifiers. Sekolah tersebut akan mengirim delegasinya di nomor lompat jauh dan lari jarak menengah. (*)

  RELATED ARTICLES